Fonds KHAD-01 - Khazanah Arsip Desa Pagertoyo

Pemilihan Kepala Desa Pagertoyo Tahun 1988 Para Panitia Pemilihan Kepala Desa Pagertoyo Para Linmas / Hansip Menjaga Kotak Suara Pelaksanaan Pemungutan Suara, tampak para pemilih sedang mengantri di meja pendaftaran. Calon Kepala Desa, sebelah kiri Bapak Mas'udi Yasir dan Bapak Goentoer Para Calon Kepala Desa dan Panitia Pemilihan Kepala Desa Pelaksanaan Kegiatan Pemungutan Suara Calon Kepala Desa Bapak Goentoer dan Bapak Ma'udi Yasir Para Tamu Undangan dan Pengawas dari Kecamatan Proses Penghitungan suara
Hasil 1 s.d 10 dari 19 Perlihatkan semua

Area Identitas

Kode referensi

ID 23324-0001 KHAD-01

Judul

Khazanah Arsip Desa Pagertoyo

Tanggal

  • 1900 - 2020 (Akumulasi)

Level Deskripsi

Fonds

Ukuran dan Media

Arsip Tekstual dan Arsip Foto

Area Konteks

Nama Pencipta

Sejarah Biografi

Nilai Sejarah Arsip

Asal mula Desa Pagertoyo tidak dapat terlepas dari Kerajaan Mataran. Pada suatu ketika diwilayah yang sekarang bernama Desa Pagertoyo, kedatangan 4 (empat) orang kesatria Mataram dengan waktu yang berbeda-beda . Kedatangan keempat orang tersebut dalam rangka melihat perkembangan dan pemanfaatan wilayah di Mataram..Desa pagertoyo terdiri dari dua wilayah yaitu krajan pagertoya dan dusun mangli.kedua wilayah terrsebut dulunya adalah sebuah hutan belantara yang konon katanya penuh dengan aura mistik dan banyak penghuni ghaib yang jahat dan ganas.
Krajan pagertoyo didirikan oleh 3 (tiga) orang yaitu Ki Bakung,Ki Roto dan Ki Anggar beliau bertiga adalah saudara seperguruan dengan Kiageng Mataram pendiri desa Limbangan.Sementara Dusun Mangli didirikan oleh Kyai Tlisik beliau adalah keturunan senopati Majapahit yang telah runtuh di masa sebelum kerajaan Mataram, yang semula di kenal dengan nama Ki Kribik.
Krajan Pagertoya bermula ketika Ki Bakung yang sedang mengembara melintasi wilayah tersebut pada tengah siang hari,karena lelah kemudian beliau beristirahat sejenak untuk melepas lelah sambil duduk di atas batu besar untuk menikmati bekal yang di bawanya akan tetapi beliau di ganggu oleh mahluk ghaib yang jail dan tinggal di situ, sehinga merepotkannya sampai pagi hari semua bekal dan barang yang di bawanya di sembunyikan oleh mahluk itu .bahkan menurut cerita-cerita orang terdahulu orang yang melintas di situ pasti di ganggu oleh penghuni di situ bahkan tidak bisa kembali atau hilang..Hal tersebut membuat Ki Bakung menjadi penasaran,dengan jiwa kesatrianya beliau tergugah dan merasa bertanggung jawab untuk mengamankan wilayah tersebut dari kejahatan apapun.Untuk mempertahan kan hidupnya beliau kemudian membuka lahan untuk kebutuhan sehari-hari sambil memerangi mahluk jahat yang ada di situ agar tidak menganggu orang-orang yang melintas di situ.semakin hari Ki Bakung semakin kuwalahan karena mahluk disitu di bantu oleh mahluk ghaib dari luar yang semakin hari semakin banyak.
Dengan berjalannya waktu adik sepergurua beliau yaitu Ki Roto dan Ki Anggar mendengar kabar bahwa kakak seperguruannya sedang berperang di wilayah tersebut dan kualahan kemudian Ki Roto menyusul untuk membantu Ki Bakung dengan waktu yang tak berselang lama Ki Anggar pun ikut membantu.kemudian mereka bersama-sama melawan mahluk-mahluk itu,akan tetapi mahluk itu malah semakin banyak,kemudian mereka berunding dan sepakat untuk bersama-sama membuat pagar (benteng) ghaib guna menghalangi mahluk gaib luar yang ingin membantu supaya tidak bisa masuk,waktu itu ki Anggar lah yang ditugasi untuk membuatnya,dengan mengelilingi sambil menyeret pedangnya,ki Anggarpun membuat sungai yang di aliri dengan banjir deras yang air nya menyatu membentuk seperti benteng atau pagar yang tinggi mengelilingi wilayah tersebut.
Akan tetapi karena besar serta derasnya banjir yang mengalir dalam berhari-hari, membuat wilayah di bawah nya di sebelah barat yaitu tempat persingahan seorang keturunan senopati Majapahit beserta istri dan beberapa orang warga terancam hanyut terbawa banjir,karena lurus dengan sungai yang di buat oleh Ki Anggar,bahkan warga kampung sekitar pun mengira serta meyakini bahwa wilayah tersebut hilang terkena banjir.
Namun dengan kekuatan yang di milikinya,Ki Kribik mampu membelokan banjir itu dengan istilah jawa mentlisiki yaitu membelokan dengan menancapkan bambu-bambu yang kemudian di selipi dengan kerisnya, yang di pasang berada tepat di perbatasan wilayah ki Anggar dengan wilayahnya.Dengan membelokkan banjir itu ke sebelah selatan wilayahnya.
Setelah beberapa hari banjirpun akhirnya reda dan wilayah tersebut aman tidak ada kurang suatu apapun bahkan wilayah tersebut malah tabah warganya.Oleh sebab itu warga sekitar wilayah tersebut terkejut dan heran dengan mengucapkan dengan bahasa jawa Manglingi melihat wilayah tersebut yang seharusnya hanyut malah aman dan semakin ramai, maka dari itu kampung tersebut di sebut dengan nama kampung Mangli.Dan akhirnya Ki Kribik disebut dengan nama Ki Tlisik.
Serta dengan adanya pagar air yang di buat oleh Ki Anggar maka mahluk- mahluk jahat didalam wilayah Ki Bakung bersaudara mampu di kalahkan.Dari situlah warga sekitar menyebut wilayah tersebut dengan bahasa jawa Pagertoyo yang memiliki makna Pager adalah pagar ,Toyo adalah air atau pagar yang terbuat dari air. Dan dengan berjalannya waktu Pagertoyo yang sudah aman tidak ada lagi ganguan dari mahluk jahat,semakin hari pun semakin banyak orang yang singgah dan menetap serta ber anak pinak disitu.
Dengan berjalan nya waktu jaman kerajan pun berubah menjadi negara kesatuan republik Indonesia dan pemerintahan sampai ke pelosok pun mulai ditata dengan mengabungkan dari beberapa wilayah (dusun) menjadi satu desa,saat itu dusun Pagertoyo dan dusun Mangli di gabunkan untuk membentuk satu pemerintahan desa dan di sepakati dengan nama Desa Pagertoyo.

Sumber akuisisi atau transfer langsung

Area Isi dan Struktur

Cakupan dan isi

Desa/Kelurahan merupakan salah satu unsur kewilayahan terkecil di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Walaupun demikian, Desa/Kelurahan mempunyai peran strategis dalam pencapaian sasaran pembangunan. Hal ini dikarenakan pada tingkat Desa/Kelurahan-lah secara faktual aktifitas Pemerintahan berjalan dan sebagian besar penduduk Indonesia masih terkonsentrasi saat ini. Sudah selayaknya di tingkat Desa/Kelurahan-lah menjadi pusat aktifitas Pemerintahan, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, termasuk juga penyusunan data dasar dalam mendukung berbagai aktifitas tersebut.
Data yang valid dan akuntabel merupakan salah satu elemen penting dalam perencanaan pembangunan baik di tingkat pusat maupun pada tingkat daerah. Namun fenomena selama ini, perhatian terhadap penyusunan data yang akurat tersebut, khususnya data base pada tingkat Desa/Kelurahan, masih belum optimal. Sebagai contoh dapat dilihat dari perbedaan data jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, anak putus sekolah maupun jumlah pemilih.
Desa Pagertoyo merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal, Berdasarkan letak geografis, wilayah Desa Pagertoyo berada di sebelah selatan Ibu kota Kabupaten Kendal. Desa Pagertoyo merupakan salah satu Desa di kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal, dengan jarak tempuh ke Ibu Kota Kecamatan 1 Km, dan Ibu kota Kabupaten 32 km, dan dapat di tempuh dengan kendaraan + 60 menit.
Desa Pagertoyo berbatasan dengan Desa Limbangan di sebelah barat, di sebelah utara berbatasan dengan Desa Purwogondo dan Desa Sriwulan, Desa Limbangan sebelah selatan dan sebelah timur Hutan Lindung.

Desa Pagertoyo mempunyai Luas wilayah 117.785 Ha yang terbagi dalam beberapa peruntukan, dapat di kelompokkan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, kegiatan ekonomi dan lain – lain. Secara administratif wilayah Desa Pagertoyo terdiri dari 8 Rukun tetangga (RT) dan 2 Rukun Warga (RW), meliputi 2 dusun. Secara Topologi Desa Pagertoyo berada di wilayah Pegunungan dengan variasi ketinggian antar 1000 m sampai dengan 2000 m dari permukaan laut dan sebagian besar masyarakat Desa Pagertoyo bekerja sebagai Petani.
Dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Purwogondo dan Desa Sriwulan
Sebelah Timur : Hutan Lindung
Sebelah Selatan : Desa Limbangan
Sebelah Barat : Desa Limbangan
Pusat pemerintahan Desa Pagertoyo terletak di Dusun Krajan Pagertoya RT 01 RW 01 dan untuk menuju Kantor Desa dapat dijangkau dengan kendaraan umum, sepeda motor, mobil atau jalan kaki karena berada di jalan utama Desa Pagertoyo yaitu di jalan Ki Anggar Nomor 1 Krajan Pagertoya.
Secara administratif desa Pagertoyo terbagi atas 2 dusun yaitu :
Dusun Krajan Pagertoya membawahi 1 RW dan 4 RT;

  1. SUTIKNO sebagai Ketua RW 01
    a. Irwanto sebagai Ketua RT 01 RW 01
    b. Andi Purwanto sebagai Ketua RT 02 RW 01
    c. Agus Noto Prehadi sebagai Ketua RT 03 RW 01
    d. Hendri Hindriyanto sebagai Ketua RT 04 RW 01
    Dusun Mangli membawahi 1 RW dan 4 RT;
  2. MUNAJAT sebagai Ketua RW 02
    a. Abdul Wachid sebagai Ketua RT 01 RW 02
    b. Sodikin sebagai Ketua RT 02 RW 02
    c. Suwanto sebagai Ketua RT 03 RW 02
    d. Sofian sebagai Ketua RT 04 RW 02
    Berdasarkan data dalam monografi desa antara tahun 2017 - 2022 maka perkembangan jumlah penduduk desa Pagertoyo adalah sebagai berikut :
  3. Jumlah penduduk Tahun 2017 sebanyak 872 Jiwa
    a. Jumlah Laki-laki : 457 Jiwa
    b. Jumlah Perempuan : 415 Jiwa
    c. Jumlah Kepala Keluarga / KK : 215 Jiwa
  4. Jumlah Penduduk Tahun 2018 sebanyak 925 Jiwa
    a. Jumlah Laki-laki : 461 Jiwa
    b. Jumlah Perempuan : 464 Jiwa
    c. Jumlah Kepala Keluarga / KK : 235 Jiwa
  5. Jumlah Penduduk Tahun 2019 sebanyak 935 Jiwa
    a. Jumlah Laki-laki : 465 Jiwa
    b. Jumlah Perempuan : 470 Jiwa
    c. Jumlah Kepala Keluarga / KK : 306 Jiwa
  6. Jumlah Penduduk Tahun 2020 sebanyak 987 Jiwa
    a. Jumlah Laki-laki : 490 Jiwa
    b. Jumlah Perempuan : 497 Jiwa
    c. Jumlah Kepala Keluarga / KK : 316 Jiwa
  7. Jumlah Penduduk Tahun 2021 sebanyak 1016 Jiwa
    a. Jumlah Laki-laki : 498 Jiwa
    b. Jumlah Perempuan : 518 Jiwa
    c. Jumlah Kepala Keluarga / KK : 335 Jiwa
  8. Jumlah penduduk Tahun 2022 sebanyak 1023 Jiwa
    a. Jumlah Laki-laki : 501 Jiwa
    b. Jumlah Perempuan : 522 Jiwa
    c. Jumlah Kepala Keluarga / KK : 336 Jiwa
  9. Jumlah penduduk Tahun 2023 sebanyak 1032 Jiwa
    a. Jumlah Laki-laki : 508 Jiwa
    b. Jumlah Perempuan : 524 Jiwa
    c. Jumlah Kepala Keluarga / KK : 338 Jiwa
  10. Jumlah penduduk Tahun 2023 sebanyak 1038 Jiwa
    a. Jumlah Laki-laki : 510 Jiwa
    b. Jumlah Perempuan : 528 Jiwa
    c. Jumlah Kepala Keluarga / KK : 338 Jiwa
    Berdasarkan data dalam profil desa maka Orbitasi Desa Pagertoyo menurut jarak tempuh adalah sebagai berikut :
  11. Krajan Pagertoya berjarak 1,5 Km menuju Ibu Kota Kecamatan serta 31,5 Km menuju Ibu Kota Kabupaten
  12. Dusun Mangli berjarak 1 Km menuju Ibu Kota Kecamatan serta 31 Km menuju Ibu Kota Kabupaten
    Sistem Informasi Profil Desa dan Kelurahan (PRODESKEL) diadakan untuk dapat melihat gambaran secara menyeluruh dan sekaligus menampilkan potensi serta karakteristik yang ada di Desa/Kelurahan, guna mendikan data sebagai suatu kebutuhan dalam perencanaan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa dan Kelurahan.

Penilaian, pemusnahan dan jadwal retensi

Akrual

Sistem Penataan

Kondisi dari area akses dan penggunaan

Penentuan Kondisi Akses

Penentuan Kondisi reproduksi

Bahasa dari material

Naskah Material Arsip

Catatan Bahasan dan Naskah

Karakter fisik dan persyaratan teknis

Sarana temu balik

Area Materi Arsip Sekutu

Keberadaan dan lokasi dari original

Keberadaan dan lokasi dari salinan

Berkas Arsip yang berkaitan

Deskripsi yang berkaitan

Area Catatan

Kode unik alternatif

Titik Temu

Akses Poin Subjek

Tempat akses poin

Nama Akses Poin

Akses poin genre

Deskripsi Area Kontrol

Deskripsi Identifier

Kode unik lembaga

Aturan dan/ atau konvensi yang digunakan

Status

Level tingkat kedetailan

Tanggal penciptaan revisi pemusnahan

Bahasa

Naskah

Sumber

Bagian akuisisi

Subjek yang berkaitan

Orang dan organisasi yang berkaitan

Genre yang berkaitan

Tempat-tempat yang berkaitan